Minggu, 09 Juni 2013

analogi daur ulang

sampah, s-a-m-p-a-h.
seketika terlintas dibenak saya tentang sesuatu yang berbau busuk, lusuh, menjijikkan, tidak layak guna, dan sangat patut dibuang. kita menganggap bahwa ia adalah sumber penyakit, jadi harus dijauhi. namun, kita lupa bahwa tidak sedikit yang mengagumi suatu karya hasil dari daur ulang sampah itu. bahkan sangat tergila-gila dengannya sampai rela memberi nilai harga tinggi.

manusia, m-a-n-u-s-i-a.
ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena diberi nurani dan daya pikir. tapi tidak sedikit yang meremehkan bahkan menghina sesamanya. menilai sesamanya hingga tak sempat berefleksi kepada dirinya sendiri. menghakimi sesamanya sampai lupa bahwasanya dirinya pun tak luput dari kesalahan. bahkan tega menganggap bila sesamanya itu adalah sampah. hingga mungkin ada istilah 'sampah masyarakat', dan mendoktrin sesamanya untuk menjauhi mereka yang tergolong kedalam istilah tersebut. padahal bisa saja mereka yang masuk kategori tersebut, nantinya memiliki nilai kehidupan yang jauh lebih baik dari kita yang asyik mencemooh mereka.

kita sering tidak peka, bila sampah saja mampu didaur ulang hingga menjadi sebuah karya yang bernilai tinggi serta dikagumi, apalagi manusia. sudah pasti bisa menjadi wujud yang luar biasa apabila memiliki keinginan kuat untuk 'mendaur ulang' konsep kehidupan. dan siapapun akan mampu menjadi karya 'daur ulang' yang sungguh dicintai oleh sesamanya.

sudah sepatutnya kita berhenti meremehkan sampah apalagi sesama manusia. karena bisa jadi, ketika kita sibuk merendahkan dan membuang mereka, mereka tengah 'mendaur ulang' diri mereka untuk menjadi wujud 'daur ulang' terbaik yang akan berada di etalase termahal kehidupan sehingga kita berputar haluan mengagumi mereka. hargailah sampah yang diciptakan manusia, terlebih lagi kepada sesama manusia yang notabene adalah ciptaan Tuhan paling sempurna. :)

#Bernadette
*yogyakarta, 5 juni 2013, 02:10* 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar